Kamis, 03 Desember 2015

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake  atau masukan cairan dan pengeluaran cairan. pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1800 - 2500 ml/hari. Sekitar 1200 ml  dari minuman dan 1000 ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran melalui ginjal dalam bentuk urine 1200 -1500 ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300 - 500 ml, dan kulit 600 - 800 ml.
Cairan tubuh dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu cairan intraseluler (cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh), dan cairan ekstraseluler (cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler 'plasma', cairan intertitial dan cairan transeluler)

Fungsi Cairan Tubuh
Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin, dan mineral serta juga berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu air di dalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti kabron dioksida dan juga senyawa nitrat, air juga berfungsi sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut, dan hidung. Air dalam tubuh juga berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada paa kondisi tetap berada pada kondisi ideal yaitu -+ 37 C.

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu 
  • Pengaturan volume cairan ekstrasel. 
Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan menurunkan volume plasma.Sebaliknya,peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma.Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang.

    Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake dan output) air.Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap,maka harus ada keseimbangan antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh.hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara tubuh dengan lingkungan luarnya.Water turnover dibagi dalam:
 1. eksternal fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar; dan
 2. Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen seperti    
     proses filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginjal.
    Memperhatikan keseimbangan garam.Seperti halnya keseimbangan air, keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan keluarannya.Permasalahannya adalah seseorang hampir tidak pernah memperhatikan jumlah garam yang ia konsumsi sehingga sesuai dengan kebutuhannya.Tetapi, seseorang mengkonsumsi garam sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih dari kebutuhan.Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urine untuk mempertahankan keseimbangan garam.

Ginjal mengontrol jumlah garam yang dieksresi dengan cara:

Ø  mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate (GFR).
Ø  mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal

Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol tekanan darah.Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus distal dan collecting.Retensi Na+ meningkatkan retensi air sehingga meningkatkan volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.Selain sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron,Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air.Hormon ini disekresi leh sel atrium jantung jika mengalami distensi peningkatan volume plasma.Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan volume darah kembali normal.

  • Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu larutan.semakin tinggi osmolaritas,semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah).

Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat menmbus membran plasma di intrasel dan ekstrasel.Ion natrium merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel,dan ion utama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel.sedangkan di dalam cairan intrasel,ion kalium bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel.Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam menetukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini.


Perpindahan Cairan dan Elektolit Tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase, yaitu: 
  1. Fase I  : plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
  2. Fase II : cairan dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel.
  3. Fase III : cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitiak masuk ke dalam sel. 
Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh denga cara :
  • Difusi
  • Filtrasi
  • Osmosis
  • Aktiv Transport
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
  1. Usia. Variasi usia berkaitan dengan luasnya permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan, dan berat badan.
  2. Temperatur lingkungan. Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat, seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15 - 30 gram/hari.
  3. Diet. Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraseluler.
  4. Stres. Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air, sehingiga dapat memproduksi ADH dan menurunkan produksi urine.
  5. Sakit. keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal, dan jantung, gagguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.

Hormon - Hormon yang Terkait dengan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
  • ADH
Hormon utama yang mempengaruhi keseimbangan cairan daneletrolit adala ADH dan Aldosteron. Keadaan kekurangan air akan meningkatkan osmolitas darah dan keadaan ini akan direspon oleh kelenjar hipofisis dengan melepaskan ADH. ADH akan menurunkan produksi urine dengan cara meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Selama periode sementara kekuranga volumeProsta cairan, seperti yang terjadi pada muntah dan diare atau pendarahan. Jumlah ADH di dalam darah meningkat, akibatnya raebsorpsi air oleh tubulus ginjal meningkat dan air akan dikembalikan ke dalam volume darah sirkulasi. Dengan demikian haluaran urin akan berkurang sebagai respon terhadap kerja Hormon ADH ini.
  • ALDOSTERON
Aldosteron merupakan satuan mineralokortikoid yang diproduksi oleh korteks adrenal. Aldosteron mengatur keseimbangan natrium dan kalium dengan menyebabkan tubulus ginjal mengekskresi kalium dan mengarbsorpsi natrium. Akibatnya air juga akan direabsorpsi dan dikembalikan ke volume darah. Kekurangan volume cairan, misalnya karena perdarahan atau kehilangan cairan pencernaan dapat mensekresi aldosteron ke dalam darah.
  • GLUKOKORTIKOID
Hormon kelas tiga. Glukokortikoid memperngaruhi keseimbangan air dan elektrolit. Sekredihormon Glukokortikoid secara normal tidak menyebabkan ketidakseimbangan cairan utama, namun kelebihan hormon di dalam sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang di kenal sebagai sindrom Cushing.

  • PROSTAGLANDIN
Prostaglandin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan dan berfungsi dalam merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal, prostaglandin berperan mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium, dan efek ginjal ADH.

Keseimbangan Asam Basa
  • Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen dalam tubuh.
  • Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35-7,45)
  • Asidosis = asidemia →  kadar pH darah <7,35 Alkalemia = alkalosis →  kadar pH darah  >7,45 
  • Kadar pH darah <6,80 atau >7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh
Sistem Bufer
Bufer membantu mempertahankan keseimbangan asam basa dengan menetralisasi kelebihan asam melalui pemindahan atau pelepasan ion hidrogen. Jika terjadi kelebihan ion hidrogen pada cairan tubuh, maka bufer akan mengikat ion hidrogen sehingga perubahan pH dapat diminimalisasi. Sebaliknya jika cairan tubuh menjadi lebih alkali, maka bufer akan melepaskan ion hidrogen. Namun demikian, pengaturan mekanisme bufer mempunyai kemampuan terbatas, sehingga pada kondisi tertentu tidak mampu mengontrol pH sehingga terjadi ketidakseimbangan. 
Sistem bufer utama pada cairan ekstraseluler adalah bikarbonat dan asam karbonat. Ketika terdapat asam kuat seperti asam hidroklorida, maka secara otomatis akan berikatan dengan bikarbonat sehingga pH nya hanya menurun sedikit. Sebaliknya jika terdapat basa kuat seperti sodium hidroksida, maka akan diikat dengan asam karbonat sehingga pH dapat dipertahankan dalam batas normal. Selain bufer bikarbonat-karbonat, untuk mempertahankan keseimbangan pH juga berperan plasma protein, hemoglobin, dan fosfat. 

Pengaturan Pernapasan
Paru-paru membantu mengatur keseimbangan asam basa dengan cara mengeluarkan karbon dioksida. Karbon dioksida juga dapat berikatan dengan air membentuk asam karbonat dapat dipecah menjadi karbon dioksida dan air. Bekerja bersama dengan sistem bufer bikarbonat-asam karbonat, paru-paru mengatur keseimbangan asam basa dan pH dengan cara pernapasan cepat dan dalam.
Karbon dioksida secara penuh menstimulasi pusat pernapasan. Ketika karbon dioksida dan asam karbonat dalam darah meningkat pusat pernapasan distimulasi sehingga pernapasan menjadi meningkat. Karbon dioksida dikeluarkan, dan asam karbonat menjadi turun. Apabila bikarbonat berlebihan, maka jumlah pernapasan akan diturunkan.
Pengaturan pernapasan dan ginjal saling bekerja sama dalam mempertahankan keseimbangan asam basa. Di paru-paru, karbon dioksida bereaksi dengan air membentuk asam karbonat, yang kemudian asam karbonat akan dipecah di ginjal menjadi hidrogen dan bikarbonat.

Pengaturan oleh Ginjal
Pengaturan keseimbangan asam basa oleh ginjal relatif lebih lama dibandingkan dengan pernapasan dalam sistem bufer, yaitu beberapa jam atau beberapa hari setelah adanya ketidakseimbangan asam basa.

Ketidakseimbangan Asam Basa
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.

Asidosis Respiratorik
Disebabkan karena adanya kegagalan sistem pernapasan dalam membuang CO2 dari cairan tubuh. Kerusakan pernapasan, peningkatan pCO2 arteri di atas 45 mmHg dengan penurunan pH<7,35.
Penyebab : penyakit obstruksi, restriksi paru, polimielistis, penurunan aktivitas pusat pernapasan (trauma kepala, pendarahan, narkotik, anastesi,dan lain-lain).

Alkalosis Respiratorik
Disebabkan karena kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan yang lebih tinggi dari produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan pCO2 arteri < 35 mmHg, pH > 7,45.
Penyebab : Hiperventilasi alveolar, ansietas, demam, meningitis,keracunan aspirin, pneumonia, dan emboli paru.

Asidosis metabolik
Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa. pH arteri < 7,35, HCO3 menurun di bawah 22 mEq/liter.
Gejala : pernapasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi, dan koma.

Alkalosis Metabolik
Disebabkan oleh kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat > 26 mEq/liter dan pH arteri > 7,45.
Penyebab : mencerna sebagian besar basa (misalnya BaHCO3, antasida, soda kue) untuk mengatasi ulkus peptikum atau rasa kembung.
Gejala : apatis, lemah, gangguan mental, kram, dan pusing.

Tanda dan Gejala Gangguan Cairan dan Elektrolit
Gejala umum : kelelahan, kram otot, mual, pusing, pingsan, lekas marah, muntah, mulut kering, denyut jantung lambat, kejang, palpitasi, tekanan darah rendah, kurangnya koordinasi, sembelit, kekakuan sendi.

Kadar suatu mineral yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sama-sama menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang memicu berbagai gejala. Berbagai jenis ketidakseimbangan elektrolit elektrolit dan gejalanya disajikan sebagai berikut :


  • Ketidakseimbangan Kalsium

Kalisum tinggi
Gejalanya : kelesuan, muntah, mual, haus, dehidrasi, tekanan darah rendah, kejang, koma.
Kalisum rendah
Gejalanya : kejang otot, tekanan darah tinggi, kesemutan dan mati rasa, lekas marah, kuku rapuh, perubahan suasana hati, kejang.


  • Ketidakseimbangan Natrium
Natrium tinggi
Gejalanya : haus, mulut kering, pusing, demam, muntah, diare, kejang, kematian.
Natrium rendah
Gejalanya : kelemahan otot, pembengkakan tubuh, kesulitan bernafas, sakit kepala, mula, kram perut, kejang, koma, 
  • Ketidakseimbangan Kalium
Kalium tinggi
Gejalanya : sakit perut, kelemahan, mual, diare, nyeri otot, denyut jantung tidak teratur, perhentian jantung
Kalium rendah
Gejalanya : kelelahan, kelemahan, nyeri otot, kram otot, retensi cairan, tetani, kelumpuhan.

  • Ketidakseimbangan Magnesium
Magnesium tinggi
Gejalanya : kesulitan bernapas, kelesuan, keringat berlebihan, denyut jantung menurun, diare, denyut jantung tidak teratur, perhentian jantung.
Magnesium rendah 
Gejalanya : kelemahan otot, denyut jantung tidak teratur, mual, kram di kaki, muntah, kejang, tremor.

Jika gejala-gejala diatas muncul, disarankan untuk mencari bantuan medis segera. Ingat! dehidrasi dalam kasus yang parah dapat menyebabkan ketidaksadaran dan bisa berakibat fatal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar